Sabtu, 02 Juni 2018

Berkah Ramadhan untuk Panti Asuhan

Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai dam Panti Asuhan Yatim PGAI Padang

Padang --- Bulan ramadhan menjadi keberkekahan bagi umat muslim, Ramadhan merupakan bulan yang dimanfaatkan untuk meningkatkan ibadah dan mengait pahala sebanyak-banyaknya.  Begitu juga halnya memberikan santunan dan bantuan kepada orang-orang yang dibutuhkan.

Begitu halnya Panti asuhan, kaum dhuafa dan rumah sosial lainnya juga merasakan kebahagian karena meningkatnya bantuan yang diberikan baik secara perorangan maupun kelembaan.

Salah seorang penghuni panti asuhan, Mu'arif, 17, yang saat ini tinggal dan dibina di Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai (Pakam) yang terletak di Jalan Purus IV No. 8 Padang Barat Kota Padang menyebutkan, kegiatan dan sejumlah undangan buka bersama hampir setiap hari selama Ramadhan selalu ada.

"Alhamdulillah, kalau setiap Ramadhan banyak undangan dan bantuan," ucapnya saat ditemui Padang Ekspres, Kamis (31/5).

Tidak dipungkirinya, bantuan yang diberikan berbagai pihak itu membuatnya merasa senang dan sangat terbantu terutama dalam memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan.

"Kalau di luar Ramadhan memang jarang (ada bantuan), ya banyak yang diberikan, paket seperti pakaian, makanan, kebutuhan harian dan juga uang santunan," terang siswa kelas X SMA YAPI Padang itu.

Tidak jauh berbeda, Rifki Febrizal, ia pun juga merasakan kebahagian di bulan Ramadhan. Dikarenakan banyaknya orang berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

"Karena bulan Ramadhan bulan keberkahan jadi banyak orang-orang yang datang untuk berbuat kebaikan ke sini, dan tentu kami sangat senang dengan bantuan yang diberikan sehingga dapat dimanfaatkan sebaik mungkin," tutur anak binaan di Pakam tersebut.

Dijelaskan Rifki sebagai anak yang tinggal di panti, ia merasakan kebahagian dan ketenangan serta dapat merasakan arti kebersamaan.

"Alhamdullah senang, banyak kegiatan yang kami lakukan di sini, ibadah juga teratur, meski tidak jarang secara keuangan kami mengalami kekurangan, sehingga kalau ada bantuan berupa uang, maka kami belajar untuk menghemat," ungkap Rifki yang mengaku tinggal di Pakam semenjak beberapa tahun belakangan ini.

Sebagai penghuni panti dan juga baru saja Rifki lulus di bangku pendidikan SMP, ia berharap dapat diterima sekolah di sekolah negeri.

"Kami (penghuni Panti) kalau tamat sekolah itu sangat sulit menyambung di sekolah Negeri, padahal jika sekolah swasta tentu butuh biaya besar, semoga saja saya bisa di terima sekolah di SMKN dan juga Panti kami diperhatikan lebih oleh pemerintah," harap remaja 17 tahun itu.

Selanjutntya, Zidane Fernando, siswa kelas 4 SD yang saat ini tinggal dan didik di Panti Asuhan Yatim Yayasan Abdullah Ahmad PGAI Padang. Terkait perbadningan Ramadhan dan di luar Ramadhan terdapat perbedaan terutama dalam hal bantuan dan undangan acara.

"Ramadhan ini memang banyak dan diajak Buka Bersama, apalagi paket dan uang yang kami diterima, saya sangat senang dan bahagia," ucapnya.

TIdak hanya itu, sebagai anak panti ia menjalani proses kegiatan dan kontrol penuh dari pengasuh dan juga kegiatan panti yang meski diikuti.

"Ya kalau dipanti di samping sekolah, ketika di panti kami ada kegiatan Tahfiz Quran, shalat Jamaah dan kegiatan lainnya," ucapnya.

Ramadhan Albisri, anak binaan di Panti Yatim PGAI Padang lainnya juga mengaku senang dan bahagia di bulan Ramadhan.

"Sangat jarang kalau di luar puasa kegiatan dan undangan, banyaknya bantuan dan  itu membuat kami semua senang sehingga dapat menggunakan bantuan tersbut sebaik mungkin," sebut pelajar SD yang biasa di panggil Rama itu.


Sementara itu, Syahriwal Syarif yang merupakan ketua pengasuh Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai (Pakam) menjelaskan, sebagai pengasuh yang sudah bergelut secara struktural di panti tersebut semenjak 2007 mengakui terjadinya perbandingan yang signifikan terutama dalam hal bantuan dan sumbangan selama ramadhan.

"Ya Alhamdullah bantuan di sini (Pakam) selama Ramadhan memang selalu ada. Dan tentu ini sangat berbeda dengan kondisi di luar ramadhan," ucap pengasuh itu.

Disebutkan bapak paruh baya asal Alahan Panjang itu, bahkan dalam setiap Ramadhan bantuan terutama dalam bentuk makanan dan paket selalu melimbah. Bahkan jumlahnya melebihi dari kapasitas yang dibutuhkan penghuni panti.

"Bagaimanapun atas nama bantuan kita tidak mungkin menolaknya, kami tetap menerima, kalau dalam bentuk makanan jika masih bisa kami bagikan kepada kaum dhuafa dan juga ke orang yang membutuhkan lainnya," terangnya.

Namun kondisi tersebut berbeda dengan keadaan yang terjadi di luar Ramadhan. Menurutnya, dalam setiap bulannya bantuan hadir tidak menentu..

"Kalau di luar ramadhan, kalau untuk makan seperti beras itu tetap mencukupi. Namun kami selalu kekurangan dari segi keuangan. Tapi kondisi itu tidak menentu. Terpaksa saya berani berhutang untuk memenuhi kebutuhan seperti biaya sekolah anak dan memenuhi kebutuhan lainnya. Kondisinya seperti gali lobang tutup lobang. Mungkin bulan ini ada donator tapi bulan depan tidak," ucapnya.

Sebagai panti yang didirikan di bawah yayasan Lembaga Pembangunan Mentawai. Sesuai namanya, panti tersebut memang dikhususkan bagi anak-anak yang berasal dari Kepulauan Mentawai. Panti tersebut sudah berdiri semenjak tahun 1967.

Saat ini terdapat 42 anak yang tinggal di Pakam dan untuk biaya operasional per bulannya mencapai Rp 15 juta.

Panti yang diisi anak asal Mentawai yang mayoritas merupakan anak dhuafa, yatim-piatu, mualaf., anak terlantar, diakuinya bentuk perhatian dari pemerintah tidak maksimal terutama terhadap Pakam sendiri.

"Kami sama sekali tidak pernah mendapat bantuan dari Basnaz, kalau dari pemerintah Padang kadang kami di limpahkan ke pemerintah Propvinsi. Kalupun ada bantuan dari pemerintah tidak mempu mencukupi kebutuhan anak-anak kami secara maksimal," ujarnya.

Tidak hanya itu, sebagai pengasuh Panti ia juga mengeluhkan tentang sulitnya anak-anak panti untuk melanjutkan pendidikan di sekolah Negeri.

"Untuk tahun ini anak kami ada lima orang yang akan masuk SMA/SMK, sementara masuk sekolah negeri sangat sulit, terpaksa sekolah di Swasta yang tentunya membutuhkan biaya besar, semoga saja anak-anak kami dapat bersekolah di sekolah neeri ke depannya," ucapnya.

Bapak empat anak itu juga mengakui, dalam hal pembinaan terhadap anak-anak asal Mentawai itu memilki perbedaan dengan pembinaan anak lainnya.

"Ia memang tantangan kami untuk membina anak-anak ini. memang kita pahami anak Mentawai tidak begitu terbiasa dengan aturan, Sehingga di Panti ini dengan aturan tentunya membuat mereka berat. Namun bagaimanapun itulah tantangan kami semoga anak-anak ini dapat mengejar mimpinya di masa akan datang," ujarnya.

Disebutkan Syahriwal Syarif, di panti tersebut di samping pendidikan sekolah juga dilakukan berbagai kegaiatan di dalam panti sendiri. Hal itu bertujuan membina dan membentuk kedisiplinan anak-anak tersebut.

"Rutinitas kami mengaji, shalat jamaah, hari tertentu ada kegiatan olahraga, dan tentunya membina dan membentuk ke pribadian anak-anak kami ini," ucapnya.


Sementara itu, pengasuh Panti Asuhan PGAI Padang, Iis Aisyah mengakui hal yang tidak jauh berbeda tentang bantuan dan kesibukan anak-anaknya yang meningkat selama Ramadhan di banding bulan lainnya. "Alhamdulillah cukup padat," ucapnya kepada Padang Ekspres.

Sebagai panti asuhan yang sudah berdiri semenjak tahun 1930. Diakui Aisyah, untuk persoalan keuangan panti ia mengaku bersumber dari donator tetap dan sumber-sumber tidak mengikat lainnya baik dinas sosial.

"Alhamdulillah untuk pengasuhan di sini sudah terkelola dengan baik, dan juga ada donatur tetapnya. Bantuan Dinas Sosial, dan kadang jumlahnya tiap bulan kadang naik dan kadang turun," ujarnya.

Sebagai pengasuh, diakui Aisyah ia selalu menekankan kedisiplinan terhadap anak-anak yang ada di panti tersebut. Dan juga selektif dalam menerima anak-anak untuk tinggal di panti tersebut.

"Memang di panti ini disiplinnya kuat, begitu juga dalam hal penerimaan uang langsung dari donator untuk anak kami, kami akan membuatkan tabungan tiap anak, alhamdulillah bahkan ada anak kami yang seketika tamat sekolah SMA sudah memiliki tabungan mencapai Rp 13 juta," ungkap pengasuh yang sudah bekerja semenjak tiga tahun terakhir ini.

Disebutkannya, saat ini terdapat  26 anak yang tinggal di Panti PGAI Padang yang terletak di kelurahan Jati Padang Timur itu.  Diakui Aisyah, sebagai pengasuh banyak suka dan duka yang dilaluinya. Namun baginya membuat kebagian bagi orang banyak itu adalah kebagian sejati.

"Di sini itu banyak sukanya, apalagi ketika mampu membuat anak ini tersenyum, bagaimana menjadikan anak itu terbuka tentunya dilakukan pendekatan yang berbeda, apalagi mereka dengan latar belakang yang berbeda, yang tentunya dilakukan dengan ikhlas akan berbuah kebaikan dan dinilai pahala di sisi Allah, dan saya yakin di sini sangat tinggi ladang ibadahnya," ucap ibu 52 tahun yang memiliki tiga anak itu.

Sebagai pengasuh ia berharap kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan perhatian kepada panti-panti asuhan yang ada.

"Tentu agar panti-panti yang ada menjadi perhatian penuh dari pemerintah, kalaupun ada saat ini hanya menyantuni untuk 10 anak tiap pantinya, bagaimana dengan anak-anak lainnya, karena disetiap panti kebanyakan memiliki anak asuh lebih dari 25 orang, semoga saja ada peningkatan," harap ibu pngasuh asal Jawa Barat itu. (cr17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yusafni Didapati Keluar Rutan Tanpa Pengawalan

Yusafni Didapati Keluar Rutan Tanpa Pengawalan Klarifikasi : Kakanwil Kemenkum dan Ham Sumbar, Dwi Prasetyo Santoso (Tengah) di dampin...